Rasa “UMAMI”
Rasa umami yang secara populer merujuk pada rasa
gurih atau lezat, merupakan salah satu bagian dari lima rasa dasar, dimana rasa
dasar itu terdiri dari manis, asam, pahit, dan asin. Rasa gurih atau umami
dapat diperoleh secara alami dari berbagai macam bahan makanan, seperti kaldu (ayam, daging sapi,
daging babi, atau ikan), kerang, udang, kecap ikan, kecap asin,
kecap inggris,
rumput laut,
tomat,
bawang putih,
asparagus,
jamur,
miso, tauco, keju, santan kelapa, terasi, dan
lain-lain.Selain dari bahan alami, kini rasa umami dapat diperoleh secara
instan dan buatan melalui pembubuhan bumbu penyedap rasa monosodium glutamat. Karena itulah rasa umami
kerap dikaitkan dengan promosi produk MSG seperti Ajinomoto. Namun beberapa pihak menolak menyamakan rasa
gurih alami dengan rasa gurih instan yang diperoleh dari MSG. Sebagian pihak
yang skeptik berpendapat bahwa upaya mempromosikan rasa "umami"
sesungguhnya adalah trik pemasaran untuk mempromosikan MSG. Hal ini dikaitkan
dengan pendapat mengenai dampak buruk MSG bagi kesehatan.
Apa itu MSG????
Sejak ditemukan di Jepang tahun 1909 oleh Ajinomoto Corp,
monosodium glutamat (MSG) telah berkembang menjadi salah satu zat aditif
makanan yang paling populer di seluruh dunia. Selain MSG, ada penyedap rasa
lain yang digunakan oleh industri makanan seperti disodium inosinat (IMP)
dan disodium guanilat (GMP). Namun MSG-lah yang paling disukai orang karena
kemurahan dan keefektifannya dalam menguatkan rasa.
MSG
digunakan di seluruh dunia pada hampir semua jenis sayuran, kaldu dan
lauk-pauk. MSG juga hadir dalam berbagai makanan olahan seperti daging
kalengan dan daging olahan beku, saus tomat, mayones, kecap, sosis, makanan
ringan, beberapa produk olahan keju, bumbu mie instan, dll. Penggunaan MSG
kadang-kadang “tersembunyi” di balik label makanan dengan nama yang
berbeda. Jika Anda melihat “penyedap rasa alami”, “protein hidrolisat” dan
“rempah-rempah” dalam label makanan Anda, bukan berarti di dalamnya tidak
ada MSG.
Pro dan kontra terhadap MSG
Aman menurut Badan Pengawas Makanan
MSG adalah bubuk putih yang cepat larut dalam air atau air
liur. Setelah larut, MSG terurai menjadi natrium dan glutamat. Glutamat adalah
asam amino nonesensial yang ditemukan di hampir semua protein. Di Amerika
Serikat, MSG termasuk dalam daftar bahan makanan yang aman menurut Food and
Drug Administration. Komite Ilmiah Uni Eropa juga menilai MSG sebagai
zat makanan yang aman. Di Jepang, MSG adalah zat aditif makanan yang boleh
digunakan tanpa pembatasan. Di Indonesia sendiri, MSG termasuk bahan
makanan yang dianggap aman oleh BPOM.
“Micin
atau penyedap rasa, atau MSG, aman dikonsumsi masyarakat. Asosiasi pangan dunia
juga telah menguji kalau efek negatif yang selama ini digembar-gemborkan ke
masyarakat tentang penggunaan micin tidak terbukti,” kata Kepala
BPOM Pusat, Husniah Rubiana Thamrin, dalam rapat dengan Komisi IX
DPR RI, Rabu (25/5/2009).
Tidak Aman Menurut Russell Blaylock
Namun, menurut
Russell Blaylock, penulis buku Excitotoxins – The Taste That
Kills, MSG adalah excitotoxin yaitu zat kimia yang merangsang dan dapat
mematikan sel-sel otak. Blaylock menyatakan bahwa MSG dapat memperburuk
gangguan saraf degeneratif seperti alzheimer, penyakit Parkinson, autisme serta
ADD (attention deficit disorder).
MSG
juga meningkatkan risiko dan kecepatan pertumbuhan sel-sel kanker. Ketika
konsumsi glutamat ditingkatkan, kanker tumbuh dengan cepat, dan kemudian ketika
glutamat diblokir, secara dramatis pertumbuhan kanker melambat. Para
peneliti telah melakukan beberapa eksperimen di mana mereka menggunakan
pemblokir glutamat yang dikombinasi dengan pengobatan konvensional,
seperti kemoterapi, dan hasilnya sangat baik. Pemblokiran glutamat secara
signifikan meningkatkan efektivitas obat-obat anti kanker.
Berikut adalah beberapa efek samping dan gangguan spesifik
yang berhubungan dengan MSG menurut Blaylock :
- Kejang
- Mual
- Alergi
- Ruam
- Serangan asma
- Sakit kepala
- Mulut terasa kering
- Hilang ingatan
Reaksi terhadap MSG dapat terjadi kapan saja, dari mulai
segera setelah mengkonsumsi MSG sampai beberapa hari kemudian. Anak-anak lebih
rentan terhadap efek negatifnya dibandingkan orang dewasa.
Jadi.. apa yang harus kita lakukan??
Meskipun beberapa sumber menyatakan bahwa MSG itu aman
dikonsumsi namun sebaiknya kita menghindari pemakaiannya. Bagaimanapun, tubuh
kita tidak diciptakan untuk menyerap dan memanfaatkan zat sintetis buatan
manusia. Alangkah baiknya jika kita mengkonsumsi makanan yang alami yang kecil resikonya terhadap kesehatan, bahkan tidak
beresiko. Pintar-pintarlah memilih makanan yang sehat agar tubuh kita juga
sehat. Yang organik saja banyak kenapa harus memilih yang sintetis?????? Hehehe
0 komentar:
Posting Komentar